Senin, 20 Maret 2017

ADAMA BARROW MANTAN SATPAM YANG MENJADI PRESIDEN

Pemilihan umum (Pemilu) Presiden di Gambia, baru-baru ini, menjadi perbincangan hangat. Mantan satpam “Argos”—toko perlengkapan rumah tangga di Inggris—Adama Barrow, sukses memenangkan pemilu. Tepatnya, pada 2 Desember lalu. Pria 51 tahun ini mengalahkan Yahya Jemmeh yang telah berkuasa sejak 1994.
Komisi pemilihan umum di negara wilayah Afrika Barat itu, mengumumkan bahwa Barrow meraih 263.515 suara. Sementara Yahya Jammeh mendapatkan 212.099. Calon lainnya, Mama Kandeh, mengumpulkan 102.969 suara.
Latar belakangnya sebagai warga biasa dan pengusaha swasta yang tak punya masalah politik di masa lalu, membuat rakyat Gambia mempercayainya sebagai pemimpin mereka dan angin segar pembawa perubahan yang lebih baik.

Studi dan Kerja di London

Lahir di satu desa di tepi sungai di Gambia, Barrow bekerja sebagai manajer di perusahaan gas sebelum memutuskan untuk belajar di London pada tahun 2000—antara lain soal kualifikasi real estate. Di sela-sela studi inilah ia bekerja untuk mencari tambahan penghasilan sebagai tenaga keamanan, demi tabungan berwiraswasta.
Barrow mengatakan tidak malu dengan masa lalu sebagai satpam di ibu kota Inggris. "Hidup adalah proses. Kehidupan di Inggris membantu membentuk kepribadian saya," paparnya dalam wawancara dengan media massa.



Sebagai satpam Argos, Barrow bekerja selama 15 jam setiap hari. Setelah kembali ke negaranya pada 2006, ia menjadi pengusaha properti dan ia pun masih bekerja 12 hingga 14 jam per hari.
Barrow mencalonkan diri sebagai presiden baru pada tahun ini. Sama seperti presiden terpilih Amerika Serikat, Donald Trump, ia kaya pengalaman di dunia bisnis namun tanpa pengalaman di dunia politik dan pemerintahan sebelumnya. Pribadi yang dikenal rendah hati ini, berhasil memimpin koalisi oposisi terbesar yang pernah ada sejak Gambia merdeka, dengan total tujuh partai yang mendukungnya.

Untuk Gambia, yang dikenal sebagai salah satu negara termiskin Benua Afrika, Barrow berjanji untuk membuka lembaran baru yang lebih cerah. Caranya antara lain, menerapkan sejumlah reformasi, khususnya di bidang ekonomi.

“Gambia berada dalam kondisi yang kurang baik di bawah kekuasaan Jammeh. Dia adalah orang yang mendikte apapun,” paparnya kepada pers. Untuk diketahui, Yahya Jammeh mendapat kekuasan di Gambia melalui kudeta yang dipimpinnya pada 1994. Setelah saat itu, ia memerintah negaranya dengan tindakan-tindakan yang penuh tekanan. Kekalahan Yahya Jammeh  tahun ini, diduga karena dia mulai kehilangan dukungan dari pengikut setianya. Atas kemenangan Adama Barrow, Jammeh berbesar hati. Ia memastikan dirinya akan bekerja sama untuk mensukseskan transisi. Bahkan dia mengucap selamat atas kemenangan pesaingnya itu.

Sumber:

Andriewongso,tim."Adama barrow,mantan satpam yang jadi presiden Gambia." https://www.andriewongso.com/adama-barrow-mantan-satpam-yang-jadi-presiden-gambia/ (Diakses 21 maret 2017)

Jika anda ingin perubahan hidup

 Hubungi:
Santy Marlina- Konsultan Independen Oriflame
Pin : 
546D27CF
SMS : 081219992862  


Tidak ada komentar:

Posting Komentar